Ibas Ingatkan Target Bantuan Presiden agar Rakyat Tidak Tambah Susah



JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang dipanggil Ibas, menanyakan sasaran Pertolongan Presiden (Banpres) Produktif atau Pertolongan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp2,4 juta untuk 9,1 juta aktor UMKM yang perlu usai September 2020. Pencatatan by name by address UMKM, sampai sekarang diduga baru capai 4,5 juta.

Bermain Togel SGP Dengan Perhitungan Akurat

"Kami mengharap penerapannya pas waktu, pas target serta pas buat. Rakyat tidak dapat menanti kelamaan. Banyak yang telah pailit, sulit mencari makan. Pasti, pemberian pertolongan ini harus selekasnya dirasa faedahnya oleh rakyat," kata Ibas dalam penjelasannya, Jumat (4/9/2020).


Ibas sampaikan itu waktu Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, Menteri Koperasi serta UKM, dan Kepala BKPM untuk mengulas RKA K/L 2021, di gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (3/9/2020). Pertanyaan ini, dikatakan pada Kementerian Koperasi/UMKM. (Simak juga: 180 Ribu Aktor UMKM Jakarta Akan Bisa Banpres Rp2,4 Juta)


Ibas memandang, pemerintah meleset dari sasaran, sesaat warga sedang benar-benar memerlukan kejelasan. Menurut Ibas, investasi serta UMKM adalah kunci penunjang pemulihan ekonomi nasional.


Kesuksesan menjalankan sasaran-target tahun ini akan tentukan buat kesuksesan pemulihan di 2021 dan sebagainya. "Bila perkembangan tahun 2020 dapat dijaga masih positif, karena itu kita dapat jauhi krisis, stres, serta stagflasi tahun 2021," tutur Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR ini.


Ibas yang wakil Ketua Tubuh Budget (Banggar) DPR menjelaskan masalah vaksin COVID-19 yang disebut akan ada pada 2021, harus semakin bisa dinyatakan. Karena warga masih kurang cuma dengar berita baik.


"Vaksin kan memang tidak gampang. Sesaat faktanya, trend COVID-19 terus naik. Kita sekarang ini yang paling besar di teritori, yakni rangking 2 di ASEAN. Banyak wilayah kembali lagi memeras zonenya. Sesaat di lain sisi, banyak PHK, usaha usaha masih tetap menanggung derita. Tentunya, pengangguran, kemiskinan bertambah serta rakyat lebih sulit," tutur Ibas.


Disamping itu, Ibas bertanya usaha BKPM dalam menjaga beberapa investor yang sekarang ini sudah memberikan modal di Indonesia. "Minta elaborasi selanjutnya tentang program saranai ketertarikan outward investment. Ditengah-tengah kritis multidimensi ini, apa tidak seharusnya BKPM memusatkan investasi di negeri, bukanlah menggerakkan capital outflow?," kata Ibas.

Postingan populer dari blog ini

Idaho coed killer: FBI profiler reveals suspect’s likely attributes

Reduce digital eye strain

market value, at today's bucks, goes to danger through 2100 coming from forecasted